Selasa, 09 Februari 2010

Jaminan Kesehatan Bagi Perkokok?

Selasa, 09/02/2010 14:54 WIB
YLKI Setuju Jaminan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin Perokok Dicabut
Indra Subagja - detikNews


Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengamini rencana Pemrov DKI Jakarta mencabut jaminan kesehatan bagi keluarga miskin yang merokok. Saat ini, banyak masyarakat miskin yang justru mementingkan rokok dibanding kebutuhan penting yang lain.

"Kita setuju dibuat itu. Masa sudah miskin, tapi uangnya untuk hal yang tidak berguna. Kemudian minta bantuan kesehatan, ini tidak lucu," kata pengurus YLKI Tulus Abadi saat dihubungi detikcom, Selasa (9/2/2010).

Tulus menjelaskan, aturan tersebut sudah diberlakukan di Padang dan Balikpapan. "Rokok membuat kemiskinan di Indonesia," tandasnya.

Tulus menuturkan, bila mengantongi uang warga miskin akan membeli beras dan yang kedua, rokok. "Ini karena rokok terlalu murah. Rokok kita paling murah, karena itu rokok harus dibuat mahal," ujar Tulus.

Dari 60 juta perokok di Indonesia, 70 persennya adalah warga miskin. Padahal seharusnya uang itu tidak digunakan untuk hal yang tidak berguna.

"Kebijakan agar warga miskin perokok tidak diberi jaminan kesehatan harus didukung. Ini juga agar mereka menggunakan uangnya dengan benar. Selama ini banyak orang miskin yang uangnya buat beli rokok," kata aktivis antirokok ini.

Pemprov DKI mempertimbangkan untuk mencabut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK GAKIN) dari mereka yang merokok.

“Kami akan rumuskan langkah ketidakberpihakan terhadap para perokok tersebut. Percuma saja Pemprov menyediakan biaya yang tidak sedikit untuk para perokok itu melalui program Gakin,” tegas Gubernur DKI Fauzi Bowo di Balaikota.
(ndr/iy)

Komentar:
Ini baru langkah terobosan yang jitu. Berita sangat baik bagi keluarga perokok. Israel dan Singapura demi menjadikan bangsanya sebagai bangsa unggulan dalam kesehatan mereka telah mengharamkan merokok. Harga rokok di Singapura 10x lebih mahal daripada di Indonesia dan sebagian besar akan masuk ke pendapatan negara. Bukan untuk memperbesar pendapatan namun untuk perlindungan bagi warga negara.

Kesimpulan:
Biaya yang dibuang untuk merokok bisa dialihkan ke hal lain yang lebih berguna contoh meningkatkan gizi anak, membeli buku, membeli asuransi untuk pendidikan anak, atau bahkan menambah modal usaha.

Berita baik:
Tidak merokok berarti tiga keuntungan bagi gakin. Mendapatkan Jamkes, kesehatan diri akibat tidak merokok, dan memperbesar pendapatan keluarga.

Kembali ke halaman awal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar